oleh

Dinas Kesehatan DKI: Covid19 Masih Ada, Harus Tetap Waspada

Jakarta – Warga DKI Jakarta wajib menjaga protokol kesehatan (prokes) dan tidak mengabaikannya saat pandemi COVID-19 meningkat. Selain menjaga prosedur kebersihan, masyarakat juga diajak untuk menerima vaksin dosis kedua atau ketiga atau booster shot untuk memperkuat kekebalan tubuh terhadap serangan virus Corona.

Hal itu dikatakan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta dr Ngabila Salama dalam bincang “Teras LPPM ATVI Spesial Ramadhan” bertema “Siap Belajar di Masa Pascapandemi”, yang ditayangkan via channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis (7/4/2022) malam, dilansir beritasatu.com

Acara yang dipandu mahasiswa Akademi Televisi Indonesia (ATVI) Nadia Amelia Hidayat tersebut terselenggara atas kerja sama LPPM ATVI, Mastepedi.com, Taman Bacaan Masyarakat Bukit Duri Bercerita, dan didukung dua penerbit, Prenada Jakarta dan Mata Padi Yogya.

Diakui dr Ngabila, Covid-19 di Jakarta sudah terkendali. Kondisinya sudah cukup baik, tetapi sebaiknya testing jangan sampai turun. Jangan sampai jumlah kasus dan jumlah kematian menurun hanya karena testing yang turun.

Baca Juga  Menkominfo: Perempuan Menjadi Penguat UMKM

“Di Indonesia, menurut saya, sudah terjadi super immunity atau hybrid super immunity, karena secara sadar atau tidak, masyarakat yang terinfeksi virus dan sudah vaksin, imunnya makin tinggi. Tapi tetap harus kencangkan prokes dan vaksinasi,” kata alumnus FKUI tahun 2007 tersebut.

Menjawab pertanyaan, apakah Indonesia saat ini sudah memasuki masa endemik? Menurut dr.Ngabila, sekarang situasi relative aman, tapi belum sesuai standar WHO. Pandemi masih ada dan belum dicabut oleh WHO. Jika WHO sudah mencabut, maka kita memasuki era endemi.

“Jadi, masker harus terus disosialisasi untuk digunakan, sebab orang yang sudah vaksin 3 kali pun masih berpeluang terkena Covid-19,” katanya.

Baca Juga  Muzani soal Survei Litbang Kompas: Perjuangan Gerindra dan Prabowo Sudah di Jalan yang Benar

Ciptakan Rasa Aman di Sekolah dan Kampus
Lebih lanjut, kata dr Ngabila, walaupun kasus Covid dilaporkan melandai, kita tetap harus waspada. Kita harus melengkapi diri dengan vaksinasi dan mendapatkan vaksinasi booster. Vaksin, katanya, juga tidak memperparah orang yang memiliki komorbid, melainkan melindungi orang yang memiliki komorbid.

Dikatakan Ngabila, pada saat puasa pun bukan menjadi halangan untuk berpuasa, karena fatwa MUI pun sudah menyatakan bahwa vaksinasi tidak membatalkan puasa. Agar tubuh kita tetap sehat dan bugar, kita harus ingat dan jalankan Cerdik, yaitu cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

“Jika kita melakukan Cerdik, kita akan menjaga imunitas kita,” pujar dokter yang juga pengurus Dokter Alumni Smandel (DAS) Jakarta ini.

Terkait persiapan belajar atau kuliah tatap muka yang perlu diperhatikan, kata drNgabila, yakni penggunaan masker oleh seluruh pihak yang terlibat dalam satuan pendidikan. Demikian itu, kelengkapan sarana cuci tangan perlu disiapkan dengan baik agar seluruh warga satuan pendidikan dapat mencuci tangan dengan sabun dengan baik, sebab ini jauh lebih bagus ketimbang menggunakan hand sanitizer. Mencuci tangan saat sebelum masuk kelas, atau ruang kuliah, sebelum makan dan sesudah makan agar diperhatikan dengan baik.

Baca Juga  Ditemukan 4 Warga Depok Terpapar Omicron

“Yang harus diperhatikan juga adalah menjaga jarak serta mengatur ventilasi udara ruangan dan durasi atau lama belajar/kuliah di ruangan,” tandas Ngabila.

Terakhir, dr Ngabila menyarankan agar agar menciptakan suasana aman dalam proses belajar baik di sekolah maupun kuliah. ”

Dengan belajar secara aman, pendidik dan anak didik ataupun mahasiswa akan lebih nyaman,” pungkasnya.(*/cr2)

News Feed