Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastian Indra Rudiansnyah karyawan PT Bio Farma (Persero) yang tengah kuliah S-3 program Clinical Medicine di Oxford University Inggris akan mengembangkan vaksin Merah Putih di Indonesia.
“Intinya Indra siap bantu di Bio Farma untuk bersinergi,” kata Erick Thohir, Sabtu (24/7/2021).
Indra saat ini sedang menempuh pendidikan di Oxford University Inggris untuk penelitian vaksin malaria menggunakan viral vektor. Seriring hantaman pandemi, kini Indra tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Profesor Sarah Gilbert dalam uji klinis vaksin AstraZeneca. Indra sebelumnya menempuh pendidikan S1 mikrobiologi dan S2 bioteknologi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Rencananya, Indra akan merampungkan kuliahnya di Inggris pada Oktober 2022. “Tapi paling tidak Oktober 2022 tetap bergabung Bio Farma, kibarkan bendera Merah Putih dan salah satunya untuk kembangkan vaksin viral vector atau mRNA atau protein rekombinan baik untuk Covid-19 atau penyakit lainnya,” kata Erick.
Erick berharap Indra bisa memberikan dukungan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Pengalaman Indra dinilai sangat berharga. Sebab, vaksin yang dikembangkan dengan viral vector ini berbeda dengan metode produksi yang saat ini digunakan oleh Bio Farma. Adapun viral vector sendiri merupakan teknologi yang kini digunakan untuk membuat vaksin AstraZeneca.
“Di Indonesia, Bio Farma masih inactivated virus. Kita inactivated dan protein rekombinan bisa, tapi viral factor dan mRNA belum bisa. Dengan viral vector kita coba lihat apakah sistem dan produksinya sudah siap. Siapa tahu bisa kita kembangkan untuk vaksin merah putih atau vaksin BUMN yang bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS),” terang Erick.
Menurut Erick, pemerintah Indonesia berencana membuat teknologi viral vector dan mRNA tahun 2022-2024 untuk merealisasikan pembuatan sejumlah vaksin dalam negeri tersebut. Menurut Erick, jika teknologi itu dikembangkan lagi maka bisa menciptakan vaksin lainnya. “Paling tidak sekarang untuk jangka pendeknya itu bagaimana kita bisa produksi vaksin Merah Putih. Lalu, supaya kita tidak impor terus, kita bikin sendiri di tahun 2022-2024 lewat teknologi viral vector dan mRNA ini,” katanya.
Erick mengungkapkan, saat ini Bio Farma memiliki kapasitas produksi hingga 1,5 miliar dosis per tahun. Dengan kapasitas tersebut, diharapkan Bio Farma bisa melakukan pengembangan vaksin dengan berbagai platform lainnya. (*/cr2)
Sumber: aceh.siberindo.co