Perusahaan perkebunan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) akan mengakuisisi PT Senabangun Anekapertiwi, perusahaan kelapa sawit dengan luas tertanam lebih dari 6.200 Ha. Aksi korporasi ini akan menambah luasan total perseroan dan PT Senabangun Anekapertiwi menjadi 24.000 ha.
Direktur Utama PT Pradiksi Gunatama Tbk Indra Irawan menerangkan bahwa perseroan telah menyiapkan blue print untuk 5 tahun ke depan, salah satunya mengakuisisi PT Senabangun Anekapertiwi yang lokasinya bersebelahan dengan kebun perseroan.
Selain itu, lanjut Indra, perseroan juga menargetkan akan menyelesaikan program tanam baru di PGUN dan PT Senabangun Anekapertiwi seluas 4.000 Ha sampai akhir 2022 nanti. Harapannya, tanam baru tersebut akan meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) dalam empat tahun ke depan.
“Kegiatan ini sudah kita mulai pada semester II-2021. Sebab, market share perseroan sejauh ini masih kecil dengan tingkat produksi sekitar 7.000 sampai 8.000 CPO per bulan,” ujar Indra Irawan dalam paparan publik, Selasa (7/9/2021).
Oleh karena itu, perseroan akan membangun pabrik kelapa sawit di PT Senabangun Anekapertiwi pada 2023. Kemudian menuju downstream pada 2025 khusus untuk PGUN dan PT Senabangun Anekapertiwi. “Jadi kita akan mengarah ke downstream pada 2025,” jelasnya.
Ia berharap, para investor dan calon investor tidak ragu untuk berinvestasi di PGUN. Pasalnya, perseroan memiliki keunggulan dari sisi areanya yang mineral dan posisinya satu hamparan dekat dengan jalan utama antara Kabupaten Tanah Grogot dan Kabupaten Batulicin, Kalimantan Selatan.
“Apabila kita jadi mengakuisisi PT Senabangun, maka luas Hak Guna Usaha (HGU) yang kita dapat sekitar 40.000 Ha. Sebanyak 79% saja bisa dikelola dengan baik, maka akan menjadi satu perkebunan yang baik dengan kondisi satu hamparan. Saat ini kita sulit mendapatkan luasan perkebunan sebesar itu,” tutur Indra.
Sementara itu, Anggota Unit Audit Internal perusahaan Donisius Gunawan menyebutkan bahwa tahun ini perseroan menganggarkan capital expenditure (capex) sebesar Rp 40 miliar.
“Kita anggarkan Rp 40 miliar terdiri dari bangunan Rp 10 miliar, infrastruktur jalan Rp 5,4 miliar, kendaraan angkut dan alat berat Rp 5,9 miliar, dan persiapan lahan serta pemeliharaan tanaman belum menghasilkan kita anggarkan Rp 14,9 miliar,” tutup Donisius. (*/cr2)
Sumber: banten.siberindo.co