Site icon SIN Gorontalo

Tragedi Kanjuruhan, Suporter Sempat Tidak Diangkut dengan Ambulans

Jakarta – Salah satu suporter Arema FC mengeklaim, ada aparat keamanan menghalangi suporter yang menjadi korban ketika tragedi kerusuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) untuk dibawa dengan ambulans. Korban tersebut saat itu dalam kondisi pingsan.

Salah satu Aremania, julukan pendukung Arema FC, berinisial U menerangkan ada satu orang perempuan tengah pingsan yang digotong oleh tiga orang pria. Ketiga orang tersebut lalu mendatangi mobil ambulans di area Stadion Kanjuruhan. Namun, mereka ditolak oleh pihak keamanan.

“Dibawa ke mobil ambulans itu, itu ditolak sama pihak Brimob,” ungkapnya dalam konferensi pers secara daring, disiarkan di akun Youtube Yayasan LBH Indonesia, Rabu (5/10/2022).

Dia mengungkapkan, para suporter tersebut justru didorong oleh pihak keamanan dengan menggunakan tameng. Dia menilai, penolakan tersebut tak lepas dari adanya faktor bentrokan antara aparat keamanan dengan para suporter ketika itu. Dia juga mengaku tidak tahu-menahu soal nasib para suporter tersebut saat ini.

Diungkapkan pula, ada perempuan tengah dibopong oleh suporter lainnya yang datang dari tribun selatan Stadion Kanjuruhan. Tujuan mereka yakni hendak mengevakuasi serta memberikan pertolongan pertama terhadap perempuan tersebut.

“Dia menuju mobil polisi itu waktu itu. Sama, perlakuan si aparat waktu itu orangnya juga sama, mereka menolak dan menghalang-halangi mereka yaitu suporter untuk mendekati mobil yang dikira mereka adalah mobil ambulans. Ditolak lagi dengan aparat yang tadi menolak permintaan si suporter itu,” tuturnya.

Bahkan, penolakan oleh pihak Brimob terkait pertolongan suporter terjadi untuk ketiga kalinya. Hanya saja diungkapkan, kali ini para suporter melawan Brimob dan terlibat cekcok mulut.

“Akhirnya saya tahu si aparat tadi sempat ditendang oleh suporter, tetapi ditangkis dengan tameng yang terbuat dari fiber kalau enggak salah, yang biasa dipakai Brimob dalam pengendalian huru hara,” imbuhnya.

Diberitakan, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, sebanyak 131 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan pascakericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

“Ya (131 orang). Setelah semalam dilakukan coklit bersama Kadinkes, Tim DVI, dan direktur rumah sakit,” kata Dedi saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (5/10/2022).

Dikatakan Dedi, yang bertambah yaitu data orang yang meninggal di non fasilitas kesehatan (faskes). Sebab, sebelumnya tim hanya mendata korban yang dibawa ke rumah sakit.

Exit mobile version