oleh

Warga Bogor Didukung Kembangkan Tanaman Obat dan Jamu

Bogor – Masyarakat Kabupaten Bogor didorong oleh keluarga untuk mengembangkan tanaman obat dan jamu untuk meningkatkan kesejahteraannya. Hal inilah yang menjadi salah satu tujuan dari Program Pengabdian Masyarakat (PKM) Universitas Pankashira Jakarta Fakultas Farmasi (FF), khususnya Program Penelitian Doktor Farmasi (PSDIF) dan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom). PKM yang digelar akhir pekan lalu di Desa Gunungsari Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor mengangkat tema “Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Desa Gunungsari Dalam Pembuatan Obat Cina Yang Baik Bersama Keluarga (Toga)

Ketua PSDIF Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk integrasi Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan PKM.”Dengan kegiatan ini, diharapkan warga Desa Gunung Sari dapat memanfaakan bahan herbal untuk pengobatan sekaligus menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat,” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Senin (24/1/2022) dilansir beritasatu.com.

Baca Juga  Jumat, Sebagian Jakarta Diguyur Hujan mulai Pagi sampai Sore

Dia mengatakan pada program pembuatan tanaman obat keluarga, warga di Desa Gunung Sari didorong memanfaatkan tanaman di lingkungannya. “Manfaat tanaman obat sebagai pencegahan penyakit, bernilai estetika, murah, mudah didapat dan menambah keasrian lingkungan,” kata dia.

Adapun bibit yang ditanam di antaranya tanaman ciplukan, kunyit, jahe, sereh, bangle, temulawak, lengkuas dan kapulaga.

Baca Juga  Gus Yahya Ungkap Kegembiraan Muktamar NU di Lampung

Ketua Pelaksana PKM Greesty Finotory Swandiny menyampaikan dukungannya untuk membantu program kesehatan dan kesejahteraan keluarga. “Langkah ini dimulai dari lingkungan tempat tinggal dengan tanaman obat sebagai budaya bangsa, selanjutnya dapat dimanfaatkan menjadi obat berbahan dasar dari alam,” kata dia.

Adapun pelatihan pembuatan jamu diberikan oleh Sukamto, S.Pd, pakar herbal pendiri Guru Racik dari Yogyakarta. Sukamto mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum penggunaan empon-empon atau rimpang untuk memelihara kesehatan tubuh. Dia berharap masyarakat lebih memilih menggunakan obat herbal atau obat dari bahan alam karena lebih murah serta relatif lebih aman dibanding obat kimia. “Program ini diharapkan membantu warga mengetahui pengolahan bahan alam seperti rimpang temulawak, jahe, kunyit dan kencur menjadi jamu instan yang dikemas menarik,” kata dia.

Baca Juga  Muktamar ke-20 Mathla’ul Anwar: Kenapa Harus Saiful Mujani?

Pada kesempatan ini Ketua PKK Desa Gunung Sari Mahda Hermansyah menyambut positif kehadiran tim pengabdian dari Universitas Pancasila dengan program penanaman Toga. Selama ini kata dia, warganya baru memanfaatkan tanam obat keluarga sebagai bumbu dapur sehingga belum memperoleh nilai ekonomi optimal. “Kegiatan ini sangat edukatif sehingga membantu kader PKK untuk mandiri membuat jamu instan,” kata dia.(*/cr2)

News Feed