oleh

Ketua PWNU Kaltara: Kami sangat setuju jika Muktamar di Undur Tahun Depan

Jakarta – Pengurus Daerah Kaltara (Kalutara) Nawallatul Ulama (PWNU) telah sepakat untuk menunda Sidang Nawallatul Ulama (NU) ke-34 di Lampung hingga tahun depan.

“Kami sangat setuju jika Muktamar NU ke-34 di Lampung diundur tahun 2022, tapi bukan karena persoalan siap dan tidak siap tapi demi kepentingan umat,” ujar Ketua PWNU Kaltara, Undunsyah diterima Beritasatu.com, Jumat (26/11/2021) dilansir beritasatu.com.

Ia menambahkan, ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah juga persoalan teknis bagi pengurus wilayah berada di luar Jawa. Mulai transportasi yang mahal, terbatas sehingga susah mencapai medan.

Baca Juga  Disetujui WHO Vaksin Sinopharm Untuk COVID-19

“Jangan bayangkan transportasi di Kaltara seperti di Jawa yang setiap saat bisa berangkat, tapi di sini harus naik pesawat dan kapal antar kabupaten ke ibukota provinsi dan saat bulan Desember pasti mahal dan belum tentu kebagian tiket kalau tidak pesan jauh hari,” kata Undunsyah.

Undunsyah menambahkan, selain Kaltara, daerah lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara dan Papua juga mengalami kondisi yang sama.

Baca Juga  Konjen RI Karachi temui Kamar Dagang dan Industri di Karachi

Menurutnya, menunda muktamar adalah alternatif keputusan yang lebih bijak. Selain untuk menghindari penyebaran Covid-19 sesuai harapan pemerintah juga sebagai wujud toleransi menghargai umat Kristiani yang melaksanakan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Sebagai warga NU, kita jangan egois memikirkan kepentingan muktamar tapi mengesampingkan kepentingan umat lain yang butuh kenyamanan apalagi melawan kebijakan pemerintah yang melarang adanya kegiatan yang melibatkan orang banyak,” ucap Undunsyah.

Baca Juga  Pos Indonesia Salurkan Bantuan Sosial Tunai di Purwakarta

Selanjutnya, Undunsyah juga menyebutkan, muktamar NU adalah perhelatan keumatan dan kekhidmatan, maka dibutuhkan kehadiran seluruh pengurus wilayah (PW) dan PCNU se-Indonesia bukan hanya di Jawa atau pengurus intinya.

“Jadi bukan bicara kalah menangnya kandidat Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), tetapi ada pertimbangan kekompakan dengan sesama pengurus saat menghadiri muktamar yang hanya lima tahun sekali,” katanya.(*/cr2)


   

News Feed