Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerja sama dengan beberapa rumah sakit menggelar vaksinasi Covid-19 khusus bagi warga yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. Vaksinasi massal khusus warga komorbid berlangsung selama 4 hari mulai Senin-Kamis (6-9/2021) dengan kuota peserta 600 orang per hari.
Bagaimana pengalaman mereka yang divaksin dengan status komorbid? Simak ini pengakuan dua warga Kota Bogor, tentang apa yang mereka alami dan rasakan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19, hari ini.
Michael Susilo (51), salah satu peserta vaksinasi mengatakan, ia memiliki penyakit autoimun guillain barre syndrome (GBS). Namun, hingga selesai divaksinasi dengan observasi 30 menit, ia tidak mengalami efek samping apapun dan kemudian diizinkan pulang ke rumah.
Ia menuturkan, keinginan untuk vaksinasi meski memiliki komorbid sudah ada sejak awal digelarnya vaksinasi Covid-19. Sebelum vaksinasi hari ini, ia juga sudah terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter syaraf yang merawatnya, dan setelah diperbolehkan dokter, ia tidak khawatir mengikuti vaksinasi.
“Dokter memperbolehkan dan menyarankan agar saya divaksin jenis Moderna,” kata Michael.
Ia pun berharap vaksin dosis keduanya pada Oktober nanti, juga bisa dilakukan di RS PMI sehingga dengan dosis kedua membuat imunitasnya akan lebih terjaga dengan tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Sementara peserta vaksinasi lainnya, Sari Nurjanah (40), mengatakan meski memiliki alergi terhadap obat-obatan termasuk antibiotik dan beberapa jenis makanan, namun ia tetap melaksanakan vaksinasi Covid-19.
Sebelum vaksinasi dosis pertama hari ini, Sari melakukan terapi terlebih dahulu dan kemudian oleh dokter penyakit dalam yang merawatnya, membolehkannya untuk divaksin.
“Saya datang (ke tempat vaksinasi) dalam kondisi sehat tidak sedang alergi. Tetapi sesaat setelah di suntik vaksin, alergi obat-obatan saya mulai kambuh. Awalnya tangan kiri saya gatal, lalu ke punggung, ke seluruh badan dan ke muka terasa kebas,” ujar Warga Cikaret tersebut.
Sari menjelaskan, efek ini terjadi karena memang tubuhnya menolak hampir semua jenis obat-obatan dan antibiotik. Ia pun segera mendapatkan penanganan dari dokter RS PMI dengan memberikannya obat anti alergi. Setelah berbaring sekitar 30 menit lebih, kondisinya berangsur membaik.
“Dokter saya pun memang menyarankan agar vaksinnya di rumah sakit agar jika ada efek atau alergi kambuh bisa segera ditangani, saya harap di rumah sudah tidak ada efek samping apa-apa lagi,” katanya.
Wajib Membawa Surat Rekomendasi
Kepala Bidang Sekretariat RS PMI Kota Bogor, Niken Churniadita, mengatakan untuk peserta vaksin dengan komorbid diwajibkan membawa surat rekomendasi dari dokter yang merawat, serta melampirkan persyaratan lainnya seperti KTP dan kartu kendali.
“Selebihnya sama, termasuk dosis vaksinnya tapi untuk komorbid dipilih jenis vaksin yang keampuhannya tinggi dan efek sampingnya lebih rendah seperti Moderna,” katanya, Senin.
Rumah Sakit PMI Kota Bogor, kata dia, turut serta memfasilitasi gelaran vaksinasi ini dengan tujuan pandemi Covid-19 bisa semakin cepat dikendalikan dengan lebih banyak sentral vaksin yang disediakan bagi masyarakat.
Apalagi bagi peserta komorbid, katanya, akan lebih nyaman jika melakukan vaksinasi di rumah sakit, karena lokasinya tidak sepadat sentral vaksin lainnya mengingat peserta komorbid lebih berisiko. (*/cr2)
Sumber: banten.siberindo.co